LCTCC: Aku Ingin Menjadi [1]
~Menjadi seperti apa yang pernahku baca adalah salah satu dari daftar inginku. Menjadi sepertimu pun tak luput dari daftar inginku.
Kali ini aku si pertama dan kuharap kamu akan melanjutkannya kembali seperti 'kesepakatan' kita Clop. Aku percaya kamu akan 'menghormati' si Menejer ini.
Jika ditanya ingin menjadi seperti apa aku. Aku pun ingin menjadi sepertimu orang yang menginspirasi dan tak kenal lelah untuk menjadi orang yang bermanfaat. Mungkin kita (aku khususnya) belum bisa menjadi orang yang seperti itu. Bukankah kita tengah berjuang untuk itu?
Taukah kamu? Kamu merupakan salah satu dari sekian banyak tokoh, teman, tulisan, yang menginspirasi. Taukah kamu? Dibalik keluh putus asa kita bersama. Diam-diam pun aku selalu menyimpan rasa kagumku padamu.
Setiap kita memiliki pribadi yang berbeda. Aku adalah tipe orang yang diam di awal dan banyak bicara jika bicara dengan teman-teman yang sudah dekat. Tak jarang junior satu sekolah dulu saat menjadi mahasiswa baru, dan tinggal satu kos denganku, 24 jam bersama. Lalu pada saatnya mereka akan berkata, "Lah?Ternyata Kakak seperti ini? Ckckck" 😁
Kamu, kamu yang ramah. Taukah kamu aku pun kagum dengan ramah yang kau miliki. Setiap aku jadi penumpang di motormu pasti bertubi-tubi klason kamu bunyikan tuk menyapa orang-orang di sepanjang jalan. Yah, aku iri denganmu karenanya nyatanya aku bukanlah pribadi yang seperti itu. Pun aku juga selalu iri dengan apa yang kamu tulis. "Kenapa dia bisa terpikir untuk menciptakan kalimat seperti ini sedang aku tidak." Pengalamanmu di kampus yang sering mewawancarai orang-orang 'besar' di kampus. Lalu kamu pun sering pergi pelatihan keluar sumatera barat. Semua tentangmu membuatku iri. Lalu pantaskah kini kata putus asa keluar dari bibirmu? Nyatanya dirimu dijadikan orang lain sebagai inspirasinya.
Kamu, Kamu pun begitu, banyak nilai kehidupan yang kudapat darimu teman. Tentang keluarga, tentang sederhanamu, dan hijrahmu yang menakjubkan. Itu membuatku iri. Sedang aku masih begini. Belum 'serapi' dirimu dalam membenahi diri. Kamu adalah inspirasi hidupku untuk selalu berusaha dan menjadi seorang yang mandiri. Kamu pun partner kerja terbaik dalam hidupku. Diam-diam pun aku mengagumi sosokmu yang selalu disukai orang (padahal tak ada hubungan darah) dan mereka sangat mempercayaimu. Bukankah itu hal menakjubkan? Itulah buah dari sikap baikmu, rendah hatimu, dan apa adanya dirimu. Yap, aku iri.
Kamu,
Kamu yang lebih 'cool' diantara yang lain. Tak banyak bicara. Tapi kamu telah mempunyai rencana kehidupan selanjutnya. Di balik diammu selalu mencari-cari peluang. Diammu membuatku iri, diam yang bekerja. Diammu membuat orang-orang terkejut saat kamu diterima disana-sini. Tak banyak bicara, namun lebih banyak bekerja. Itulah dirimu dan sayangnya aku kebalikan dari itu. Aku menyukaimu, saat membacakan kalimat berbahasa inggris. Aku iri kenapa sampai sekarang aku belum bisa berucap dengan 'dialek' sepertimu. Apakah kamu masih ingat saat kita tampil di pagi jumat 'berkolaborasi' itu sangat menyenangkan. Yah, kamu lagi-lagi salah satu orang yang menginspirasiku.
Kamu,
Kamu yang paling sering aku berikan tatatapan 'serahkan handphonemu' hehe. Lalu aku akan memerikasa isi ponselmu, dan sering memarahimu 😂 ketika kamu punya pacar. Aku dan Rahma lebih tempatnya yang lebih sering memarahimu. Dengan polosnya kamu tunjukan pola ponselmu dan kami pun memerika isi chatinganmu dan aneka petua-petua khas ibu-ibu aku dan Rahma keluarkan. Haha. Taukah kamu? Bukan 'kepo' itu semua karena kami sangat menyayangimu. Sangat sayang agar paras cantikmu tak disalah gunakan. Taukah kamu? Kamu itu adalah orang yang mengagumkan. Berjuang kesana-kemari tak kenal henti. Hingga beginilah, saat ini pun kita terpisah. Inilah hidup, terkadang bak sinetron saja. Aku kagum dengan ketanguhanmu. Tetaplah begitu, karena kamu adalah si sulung yang amat di harapkan oleh keluargamu.
Kamu,
Kamu-kamu yang lain, yang ada di sekitarku, yang jauh, dan kamu orang-orang yang nyatanya kita tak saling kenal. Tapi saat ku pernah membaca tentangmu yang menginspirasi. Lagi-lagi aku iri.
*Aku ingin menjadi sepertimu, iya kamu sang petarung kehidupan yang tak kenal lelah mencari hal baru, ilmu, pengalaman baru seiring dengan perjalanan hidup. Nyatanya setiap aku berkata iri, disaat itu pulalah kamu tengah menginspirasiku*
Salam Tulis,
Muthesai
Komentar
Posting Komentar