Cerbung: Hei-Culinery #5

Pemuda itu sibuk mengutak-atik ponselnya. Merasa jijik dengan gombalan-gombalan siswi-siswi di sekolahnya. Itulah kenapa ia malas mengupload foto dirinya diakun media sosialnya. Ia memilih salah satu foto di ponsel untuk diposting. Terlihat difoto itu seorang wanita yang dibuat blur berada di antara rak-rak buku terlihat seperti di perpustakaan. Entah kenapa pemuda itu ingin mempublikasikan foto yang diambilnya dari lantai tiga ruang kelasnya. Baru satu menit foto itu diposting. Sudah banyak komentar diri dari followernya.

...Siapa Nih Gan?

...Cewek baru?

...Akhirnya naksir cewek juga lo bro!

...Lihat Megan upload foto cewek @Taniaswert

...foto bareng aku kapan kamu upload?

57 komentar!

Megan mendumel kesal kenapa para wanita suka sekali mengurusi urusan orang lain. Ia lalu mencari akun Hei-culinery lalu mulai melihat foto-foto yang diposting oleh sang pemilik akun.

~Bekerja adalah Weekend terbaikku bersama Nyonya Lastri 😘

kunjungi @Hei-Culinery pesan dan order sebab ya ke banyaknya. Rasa Oke harga terjangkau. Higienis 😀

Hubungi kontak kami:
📠 : 08526823628 (Lastri) Owner
📠 : 08123674813 (Heina) co-owner

Di bahwanya ada foto Heina sang ibu sambil mengenakan celemek Hai-Culinery berwarna merah dengan gambar cake dibagian roknya. Pemuda itu pun tertarik untuk menyimpan kontak hp co-owner.

Kenapa? Enatalah dia pun tak tau kenapa hatinya tergerak ingin menyimpan nomor tersebut.

***
Hari-hari Heina seperti biasa, pergi kesekolah pulang ke rumah dan membuat tugas. Jika sempat ia akan membantu ibu di toko. Hari ini seluruh anak kelas X dikumpulkan di auditorium. Dalam rangka acara kenaikan kelas nanti akan diadakan ON-IN (One Night in Nature) sehingga sekolah akan membagi dalam kelompok-kelompok kecil. Ada 250 orang siswa kelas sepuluh. Mereka akan dibagi menjadi 25 kelompok. Untuk tahun ini kelas X-Silver-IX yang terpilih menjadi kedua tim dari 25 kelompok. Kelas yang terpilih menjadi pemimpin pun berbaris di depan Auditorium.

"X-Gold silakan pilih dahulu ingin masuk tim yang mana. Tiap kelas hanya boleh satu anggota" ucap Kak Kaka ketua Osis di SMA Bakti Negara 1.

X-gold mulai maju memilih tim mana yang akan ia ikuti. Heina merasa bingung harus memilih tim yang mana. Karena jujur dari 25 orang yang berbaris di depan hanya Megan yang ia kenal meski telah hampir satu tahun ia bersekolah disana. Ia teringat akan kejadian dulu saat ia menjadi buah bibir tatkala mencari Megan. Pastinya kali ini pun ia tak ingin mengulangi kesalahan seperti dulu. Jelas Megan telah berada di daftar hitamnya. Blacklist.

Heina tepat berjalan melewati Megan di barisan nomor 5 dan ia berencana ingin masuk ke tim 7. Tiba-tiba ada yang Memegang pergelangan tangannya. Ternyata itu Megan.

"Masuk tim lima aja!" ucap lelaki itu dengan sedikit memerintah. Heina yang takut siswi lain memegang pergelangan tanganya langsung berusaha melepaskannya. Percuma Megan semakin kuat mencengkram tanganya.

"Tim lima!" ucap lelaki itu sekali lagi. Beberapa orang siswi mulai melihat kearahnya. Tak mau memperpanjang masalah akhirnya ia pun memilih tim 5.

"Sakit?" pemuda itu kembali berucap saat melihat perempuan dibelakangnya mengelus-elus pergelangan tangannya.

"Hm" jawab Heina singkat.

***

Megan tersenyum bahagia Heina bisa menjadi anggota timnya. Entah setan apa yang membuatnya seberani itu mengcengkram tangan Heina. Padahal tak sekalipun ia bertegur sapa sejak kejadian ID Card kamar.

Ponsel pemuda itu kembali berbunyi. Siapa lagi kalau bukan Tania yang menjadi ketua tim 6.

✅Megan kenapa kamu pilih Heina?

✅Kenapa pula mencekram tangannya?

Kenapa sih lo ngurus urusan orang? ✔

✅ Aku sayang sama kamu Meg. Aku cinta sama kamu.

Dasar lo cewek nggak kapok-kapok gue tolak? ✔

Ponselnya berbunyi masih pesan dari Tania ia pun mengabaikannya. Sekali lagi ia tersenyum Heina sudah ada di timnya.

***

Setiap hari minggu Heina membantu ibunya membuat pesanan. Sesekali ia membalas komentar pelanggan di akun media sosial Hei-Culinery.

"Heina bisa pergi tolong ini beli coklat bubuk di supermarket di depan?"

"Kenapa di supermarket bu? Biasanya harganya lebih mahal"

"Ibu butuh cepat sayang, lihat ini adonannya sudah di mixser. Butuh waktu lama kalau kamu ke pasar"

"Tumben ibu kehabisan coklat bubuk?"

"Soalnya minggu kemarin stoknya habis toko yang biasa ibu beli"

"Heina berangkat sekarang ya Bu" ia lalu keluar dari toko dan mengambil sepedanya. Menyusuri jalanan, ketika lampu merah Heina langsung mengayuh sepedanya dengan cepat menyeberangi jalan. Sebentar saja ia sudah tiba di supermarket besar yang bersebelahan dengan Apartemen Dari an Star Group. Setelah membeli coklat yang dimaksud ia bergegas menuju kasir. Lalu segera kembali ketoko.

Gadis itu menunggu lampu merah dahulu lalu kemudian kembali mengayuh sepedanya. Tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah sepeda motor melaju ke arahnya diiringi bunyi sirine polisi.

"Brukkk!!!" Sepeda motor itu berhasil menabrak sepeda Heina dan membuatnya terlempar sejauh 2 meter. Suasana menjadi riuh. Polisi segera meringkus tersangka pencurian sepeda motor itu dan beberapa polisi lain menyelamatkan Heina yang terkulai lemah di jalan. Beberapa polisi lainnya mengamankan lalu lintas karena lampu telah berganti warna menjadi hijau.

Ibu Lastri sangat terkejut ketika keluar dari toko melihat keramaian di tengah jalan. Ternyata yang menjadi korban adalah anaknya sendiri.

"Astagfirullah, Heina" ucap sang ibu berlarian melihat anaknya yang dimasukan ambulan oleh polisi.

Ibu Lastri ikut masuk ke dalam ambulan. Heina masih tak sadarkan diri.  Air mata ibu Lastri pun tak terbendung. Ia tak sanggup jika harus kehilangan putri satu-satunya itu.

Heina langsung ditangani pihak medis setibanya dirumah sakit. Dokter mencukur bagian rambut di kepala Heina yang terluka lalu segera menjahitnya. Heina telah sadar, dan dipindahkan ke ruang pasien.

"Alhamdulillah Nak, kamu sudah sadar" ucap ibu Lastri dengan mata berkaca-kaca.

"Heina nggak apa-apa kok Bu, bentar lagi juga udah sehat" ucap Heina sambil tersenyum pada perempuan yang paling ia cintai.

***

+ SMA BAKTI NEGARA

Seluruh siswa sibuk melaksanakan classmeting di sekolah.  Acara ON-IN besok akan dilaksanakan. Seluruh anak kelas X kembali dikumpulkan auditorium. Tiap ketua mulai mengabsen anggotanya tak terkecuali Megan.

"Heina" pria itu melihat satu persatu anggota timnya. Tak ada Heina disana.

"Ada yang tau Heina kemana?" semua menggeleng. Lalu Megan bertanya ke kelas gold di tim 6.

"Heina, apa dia sekolah?" tanya Megan pada salah satu wanita dari tim 6.

"Hari ini dia tidak sekolah, sakit" jawab gadis yang bernama Farah.

"Heina sakit?" tiba-tiba ada lelaki lain yang ikut bergabung bertanya tentang keberadaan Heina. Lelaki itu adalah Bian.

"Iya kalau tidak salah keluarganya tadi menelpon ke sekolah. Petugas informasi yang mengatakan pada guru kelas.

Heina sakit. Sakit apa. Sejak kapan? Rasanya kemarin pria itu masih melihat gadis itu masuk ke supermarket dekat apartemennya. Saat itu Megan baru pulang, dan memarkirkannya mobilnya sekilas ia melihat Heina masuk ke dalam supermarket. Ia lalu mengambil ponselnya. Mencari nomor kontak di ponselnya 'Heina' ia menekan tombol call di ponselnya. Telpon tersambung.

"Halo, Assalamualaikum" terdengar suara lelaki dari seberang sana membuat megan sedikit terkejut. Bertanya-tanya siapa lelaki ini.

"Waalaikiksalam, apa benar ini nomor Heina?"

"Benar"

"Bisa bicara dengan Heina Mas? Saya teman sekolahnya"  demi sopan santun pemuda ini memanggil mas untuk lelaki yang tidak ia kenal itu.

"Heina kecelakaan kemarin sekarang di rawat di rumah sakit H.Yasim"

"Kecelakaan? Kamar nomor berapa Heina di rawat Mas?"

"Kamar Tulip O223 lantai"

Megan diselimuti rasa kekhawatiran. Rasanya baru sekali ini ia mengkhawatirkan seseorang. Pembina acara ON-IN mengambil micrhopone.

" khusus kelas sepuluh, silakan jemput semua keperluaran per timnya dan nanti jam 13:00 kita kumpul kembali disini dan langsung berangkat. Semua bersorak riang.

Megan masih diam, bagaimana dengan keadaan Heina. Tiba-tiba telponnya berdering. Ternyata itu Desa.

"Megan, Heina satu timmu di acara ON-IN? Kamu tau dia kecelakan kemarin di jalan depan apartemen kita?"

"Iya bagaimana ini Kak? kamu tau bagaimana keadaanya sekarang?"

"Aku sekarang sedang berada di rumah sakit tempat Heina di rawat, dia sedang tertidur sekarang" ucap Desa.

"Syukurlah" jawab Megan sedikit lega.

"Kamu mengkhawatirkannya?" tanya Desa sedikit menggoda.

"Hn" jawab sang adik lalu memaikan ponselnya. Apakah ia mengkhawatirkan Heina? Iya pria itu memang mengkhawatirkan gadis-bus-tanpa-uang itu.

***

Semua bersuka cita, siswa siswi mulai membangun tenda-tenda perkemahan. Acara demi acara yang menarik mereka lalui. Megan merasa ada yang kurang, Heina. Ia menginginkan Heina ada disini baru beberapa hari yang lalu ia gembira Heina satu tim dengannya. Setidaknya pria itu berharap bisa lebih mengenal Heina ketika mereka dalam satu tim. Setidaknya ia punya alasan untuk sekedar bertegur sapa dengan gadis itu. Pemuda itu melihat akun Hei-Culinery sedang aktif.

@MegantaraDarian
Bagaimana keadaanmu?

Ini adalah pertama kalinya Megan mengirimkan pesan ke Heina setelah hampir satu tahun di sekolah yang sama. Berbeda dengan Desa yang lebih sering menghubungi Heina dan ibunya. Apalagi kalau bukan urusan konsumsi di kantor. Desa selalu memesan di Hei-Culinery.

@Hei-Culinery
Sudah baikan, maaf tidak bergabung di tim 5 malam ini. Semoga tim 5 menjadi juara pertama.

@MegantaraDarian
Tidak apa, maaf tidak bisa menjengukmu. Istirahatlah semoga cepat sembuh. Salam dari tim 5.

Megan mengakhiri percakapan meski nyatanya ia ingin sekali bercakap-cakap lama dengan gadis itu. Tapi ia tau, Heina butuh istirahat.

***

Acara ON-IN sudah selesai, siswa siswi kembali ke sekolah, dan esok adalah hari pembagian rapor. Sebuah mobil box makanan bertuliskan Hei-Culinery berhenti di gebang sekolah. Ibu Lastri dan Heina keluar dari mobil. Cedera di kaki Heina tergolong parah sehingga mungkin dalam satu bulan ini gadis itu harus mengunakan tongkat dalam masa penyembuhan. Megan yang baru memarkirkannya mobilnya melihat Heina dan ibu yang pernah ia tolong di hari pertama masuk sekolah.

Megan memberanikan diri mendekat, dan bersikap sesantun yang ia bisa.

"Bu" ucapnya ramah pada ibu Heina.

"Ini, Nak Megan Kan?" Ternyata ibu Lastri masih mengingat nama siswa di depannya.

"Iya Bu, Heina bagaimana keadaanmu?" untuk pertama kalinya pemuda itu melontarkan pertanyaan langsung kepada Heina. Ia sedikit terkejut melihat Heina yang bertongkat, dahinya masih diperban dan kini rambut gadis itu di potong sebahu dan ia mengenakan cupluk kepala dari benang wol putih dipadu dengan biru muda untuk menutupi rambutnya yang dicukur saat menjahit luka di kepalanya.

"Heina kondisinya masih belum fit, tapi dia keukeh mau ke sekolah" ibu Lastri yang menjawab.

Megan merasa kaku, tak tau harus berkata apa lagi. Tidak mungkin ia terlalu sok akrab dengan ibu dan anak ini. Nyatanya memang ia tidak akrab. Tapi kali ia ingin sekali mendekatkan dirinya dengan mereka. Sedekat Desa dengan ibu Lastri dan Heina.

***
Heina kembali mendapat peringkat pertama. Guru-guru terharu saat melihat Heina bertongkat maju ke panggung ditemani ibunda tercinta. Setahu berakhir terlalu cepat. Dan besok ia akan menjadi Siswa kelas XI. Suka cita kembali menyelimuti ruang aduditorium menyambut libur sekolah akan tiba, libur panjang selama 2 minggu.

"Aku dan keluarga mau liburan ke eropa"

"Sama aku rencana mau ke korea"

"Kami berdua akan ke Jepang"

"Mungkin aku hanya ke singapore"

Sayup-sayup terdengar percakapan para siswa setelah usai acara penerimaan rapor.

"Selamat" Megan mendekati Heina lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat. Heina terlihat sedikit heran melihat tingkah Megan. Beberapa waktu lalu pemuda ini menelponnya, lalu mengirimkannya pesan, dan kini memberikan ucapan selamat. Yang mengejutkan lagi ia mengulurkan tangannya. Heina masih ingat pertama kali berkenalan Megan mengacuhkan tangannya.

"Iya sama-sama" jawab Heina dan menyambut tangan Megan.

"Liburan kemana?" Tanya Megan lagi.

"Seperti kamu lihat, tidak mungkin untuk liburan bukan?" jawab Heina sambil menunjuk kakinya yang masih sakit.

***









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mu(t)heNote : Bangga itu

Ngekos bareng bang Apin ( Republik Idola seri 1)

Orang yang pertama