Mu(t)heNote: Perkenalkan Kami Trio Kwek-Kwek

Dari tadi, dari kemaren, dari kemarennya lagi saya bingung. Mau ngapain lagi? ceritanya sedang melakoni peran sebagai mahasiswa tingkat akhir yang banyak bikin stress. Tapi alhamdulillah menjalaninya tetap membuat saya yang selalu bahagia ini makin bahagia. Aktifitas saya ke kampus adalah berburu dosen, masih revisi skripsi. Harapannya sebelum bulan puasa ini saya udah bisa kompre sekaligus memperpanjang nama saya dengan tambahan sepidinya.

Saya barusan makan indomie goreng, karena belakang ini banyak meme mengenai indomie palsu dan asli. Maka tadi pun saya sempetin memperhatikan kemasan bumbu dari tu indomie. Kalau ada tulisannya berarti asli, nah kalo nggak ada berarti palsu. Alhamdulilah mie yang saya masak pake ricecooker itu adalah mie asli dari pabriknya. Sebelum saya masak mie tadi si Windi yang lebih dulu memakai jasa ricecooker buat masak air. Mau begadang gitu certinya, jadilah si Windi membuat sebungkus capucino ditambah satu set susu kental manis yang dituangkan ke dalam rantang. Iya rantang, tau kan itu-tu tempat buat piknik yang terdiri dari beberapa wadah. Nah disitulah Windi membuat capucinonya lantaran gelas di kos yang entah hilang kemana. Ah buat kami itu adalah hal-hal biasa. Siang tadi aja saya sama Ana buat teh es di dalam teflon ricecooker dan banyak hal-hal aneh yang kami lakukan lantaran peralatan makan yang serba minim. Sebenarnya nggak minim sih secara setiap pulang ke rumah di kampung halaman gitu. Sendok, Piring, gelas semua diangkut ke kos beberapa hari kemudian tu barang gaib semua. Akhirnya kami pun pasrah ngankutin peralatan dari rumah dan memakai peralatan seadanya. Nggak ada sendok buat ngaduk energen sumpit pun jadi. Nggak ada sumpit tangkai sisir pun jadi *eh

Bicara sumpit, karena sendok hilang terus maka saya pun berinisiatif membeli sumpit dan ternyata dugaan saya benar. Peluang hilangnya sendok lebih besar dari pada sumpit. Jadilah saya mulai mengemari sumpit sampai-sampai adek saya pun juga ikutan. Ala-ala korea gitu katanya. Padahal dibalik gaya yang sok korea itu ada asal muasal kenapa saya memakai sumpit. Biar nggak cepat hilang.

Akhir-akhir ini saya dilanda rasa bingung. Android rusak jadilah kerjaan saya buka fb dan lama-lama bosan juga. Cari-cari bacaan di google, baca novel online, dengerin lagu Afgan sama Raisa. Lama-lama saya kebawa suasana juga kan, pengen ada yang nyanyi begitu buat saya apalagi kalau suaranya sesyahdu suara Afgan. Tenang kok saya bukan fansnya Afgan cuma suka aja sama suarnya. hehe. Karena rasa bosan itulah maka tercipta postingan ini. Mungkin rusaknya android saya memberikan hikmah supaya saya nulis lagi. Iya nulis yang beginian, meskipun menurut orang nggak penting. Tapi nanti beberapa tahun lagi tulisan ini bakal ngobatin kangen kamu sama masa ini dan itu. Beneran deh saya sudah membuktikannya.

Label MutheNote ini sudah saya luncurkan (?) sejak saya duduk di kelas dua SMA. Sejak itu pula saya suka nulis tentang hal aneh apa saya yang saya lakukan bareng teman SMA saya. Sekarang waktu udah mahasiswa tahun akhir ini saya buka lagi tu folder tulisan SMA. Ternyata rasanya kembali ke masa lalu. Tenang tulisan SMA saya nggak kayak tulisan anak SMA jaman sekarang kok yang dikit-dikit sama pacarnya. Saya orangnya antimainstream. Kalau orang jama SMA pada pacaran kalau saya mah nggak. Gitu juga teman-teman dekat saya di SMA sampai di kos pun saya satu kos dengan teman-teman yang juga nggak pernah pacaran. Gimana? kerenkan? hahha

Sejak saya jadi anak kos, saya nggak pernah ngeposting tulisan tentang tema itu. Padalah tiap hari ada saya hal-hal gila nan menyenagkan yang saya lakukan sama ke dua doengseng (?)  -Bahasa korea: Adek) saya. Dimana saya Noona, Windi yang paing kecil diantara kami bertiga jadi doengsengnya, dan Ana jadi Oppanya. hahaha. Begitulah kami.

Bicara korea, pastinya bayak yang suka kan sama drama korea. Begitu pula kami bertiga. Pernah suatu hari, ditengah malam entah bagaimana ceritanya kami mulai meratapi dosa-dosa kami selama ini. Eits...!!! jangan pikir macam-macam kami wanita baik-baik. Baik banget malah. hehe. Malam itu, sambil tidur, lampu kamar udah dimatikan dan kami tidur di kasur masing-masing mengingat dosa sampil meneteskan air mata. Malam itu juga semua folder korea, lagu-lagu non islami semuanya saya hapus dari laptop. Maka tinggallah dileptop saya lagunya bang RAEF, dedek Haris J, Om Maher Zain, Abi Opick dan lagu-lagu nasyid sama musik insturumetal. Di dinding kamar saya tempelin nama-nama malaikat biar ingat kalau tiap detik itu kita selalu diawasin. tepat diatas kepala saya pas mau tidur tertempelah nama malaikat pencabut nyawa IZRAIL. Terus teman kos saya dari kamar sebelah datang ke kamar sambil bilang kamar kami horor. hehe. Disaat itu pula kami makin cinta sama baginda Rasulullah SAW. Cintamu padaku sepanjang jaman ya Rasul. Aku pun cinta padamu. Cinta sekali. Maafkan aku ya Rasul yang tak kunjung jua menamatkan membaca sirah namabiyah mu sedangkan disisi lain aku bisa menamatkan membaca buku Harry Potter 7 :( Kalau ditanya sekarang? hehe folder korea sama musik non islaminya udah ada lagi. hehe.

Apa lagi? masih banyak yang bakal diceritakan dan pastinya satu postingan ini nggak bakal cukup untuk mengisahkan hal-hal menyengkan kami sang trio kwek-kwek. Yang kata penghuni lain khususnya lantai bawah. Kalo kami nggak ada suasana sepi secara kami orangnya suka kumat-kumat mendadak nyanyi indonesia raya bertiga jam 00:00 dan konser aneka lagu diiringi dengan suara serba pas-pasan ini. hehe...

Tapi ternyata kerusuhan itu tidak mengangu mereka. Mala dikala kami tengah serius sibuk dengan tugas masing-masing. Eh malah tetangga sebelah yang bilang "Lah kok diam? lagi sakit?" hehe. Alhamdulilah kehadiran kami membuat kebahagian personiel yang lain. Ah yang benar ini?

Kemarin saya sedikit nyesek dengan pengakuan tulus ana nomor 98 begini redaksinya: "Kak dulu waktu SMA Ana ngefans lo sama Kakak. Tapi sekarang udah nggak " ada sedih tapi pengen ketawa juga. Sebagaimana kata, emmh katanya siapa? kata orang kalau mau mengenali saudaramu cobalah 24 jam bersama dengannya. Mungkin begitu pula yang mereka berdua rasakan saat tinggal dengan saya dalam satu rumah. Bukan dalam hitungan jam lagi tapi sudah tahun mainnya. Saya tau dia dan mereka pun tau secara mendetail bagaimana saya. Saya tau kalau isi dompet mereka tinggal 5000 dan mereka berdua tau kalau isi dompet saya tinggal 1500. haha. Nah, bayangkan aja tu gimana saya yang bisa merubah orang yang dulunya ngefans sampe-sampe nggak ngefans lagi. hahaa.

Dan untuk kamu yang entah siapa yang kini sedang menyebut nama saya dalam tiap sujudnya. Ketika kita telah dipertemukan dan berjodoh. Setelah satu rumah dan ternyata saya bukanlah orang yang kalem, pendiam dan anggun seperti yang kau bayangkan dulu. Tolong jangan kecewa dan menjauhi, apalagi menalak  saya (?) Setidaknya saya bisa membuatmu terseyum bahagia setiap hari #eaaa :D

Lah, kenapa paragraf akhirnya jadi begini? haha. kita akhiri postingan ini dengan hamdalah yuk. Alhamdulillah. Assalamualaikum :D

Salam Tulis,

Muthesai

Komentar

  1. Eaaaaaa Cimut udah dewasa (?) 😁

    BalasHapus
  2. haahhhaaaaaaaaa dewasa banget-benget ko Nti aa wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha kan lah dewasa tu, lah menyebut nama seseorang di dalam doa XD hihi

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mu(t)heNote : Bangga itu

Ngekos bareng bang Apin ( Republik Idola seri 1)

Orang yang pertama