MutheNote: Dear Clop Lagi
Setiap orang
mempunyai caranya sendiri untuk berteman. Kemudian pertemanan itu akan berubah
menjadi ikatan yang lebih erat. Persahabatan begitulah katanya. Begitu pula aku
dan kamu yang berubah menjadi kita. Kita yang sampai saat ini tetap bersahabat
meski tak kasat mata. Bukankah dalam persahabatan itu tak perlu banyak
publikasi, cukup dari hati saja. Kita yang punya cara sendiri untuk melewati
hari-hari bersama. Meski tak seperti mereka yang lain yang kerap mengahabiskan
waktu luang bersama, minum kopi bersama, ke cafe terbaru bersama. Tidak, kita
tidak pernah menghabiskan waktu seperti itu. Kamu akan menghabiskan hari di
kosmu dengan aneka kesibukan, begitu pula denganku. Tapi itu tak apa, Meskipun
telah hitungan bulan kita tidak pernah bertemu. Toh akhirnya saat satu hari
kita bertemu, entah di rumahku, di kosku, atau dimana pun itu. Kamu tetap sama,
kita tetap sama seperti sedia kala.
Tiap orang
mempunyai cara sendiri untuk menghargai nilai sebuah persahabatan. Begitu pula
halnya dengan kita. Tulisan salah satunya, cara terbaik untuk kita untuk
mengabadikan sebuah kisah tentang kita. Manis saja rasanya membaca tulisanmu
dengan tema kita. Manis saja rasanya tatkala rangkaian kata itu kembali membuka
lembaran memori lama kita. Lagi-lagi tiap orang punya caranya sendiri dalam
berteman. Tapi entah kenapa aku lebih menyukai cara yang seperti ini. Ketika
rangkaian kata indah yang mengisahkan indahnya tentangku, tentangmu, dan
tentunya tentang kita semua. Kita memang jarang bertemu, sering sekali rencana
indah pergi bersama kita batal lantaran ada rapat, ada meliput berita, wawancara,
ada uji di laboratorium, atau pun ada jadwal mengajar. Hei, lihatlah kegiatan
kita sekarang? Entah kenapa kesannya
dewasa sekali. Rasanya aku ingin tertawa, karena saat bertemu lagi kita
bukanlah sang dewasa, melainkan kebaliknanya.
Sebanarnya,
aku masih menanti surat-suratmu. Tapi rasanya tak mungkin lagi karena aku pun
telah menghilangkan suratku untukmu. Dan kurasa suratmu pun juga memiliki nasib
yang samakan? Atau haruskah kita buat surat yang baru ah? :D
Tulisan ku
kali ini terkesan ‘sedikit’ manis bukan? Tentu saja, karena lagu Percayalah
Raisa dan Afgan yang tengah kudengar saat ini. Hehe. Apa lagi ya yang harus ku
tulis? Segini saja cukup rasanya.Oh ya, Aku pun masih menunggu jadwal kosongmu.
Mari kita pergi bersama lagi, menghirup udara segar, menaiki kereta api
bersama, menyebrangi lautan dan hal lainnya.
Salam Tulis,
MutheSai
Aih sweeeeet Mut :'''')
BalasHapus;D
BalasHapus