Mu(t)heNote: Yang Kali ini Tak Sama
Yang kali ini tak sama. Sungguh tak sama. Rindu dan
sunyinya pun tak sama. Jeda waktunya pun tak sama. Yang dahulu 12 kali lipat
yang sekarang. Yah, 12:1. Lalu kenapa yang sebentar ini terasa lebih berat? Ah,
entahlah akupun juga tak tahu.
Aku tahu yang kurasakan ini belum apa-apa dengan yang dirasakan oleh orang lain. Sepertinya aku harus memahami lebih dalam apa itu makna hidup. Akupun tahu yang kujalani saat nanti akan menjadi kenangan indah esok hari. Anggap saja ini dari sebagian dari latihan "mental". Sosialisasi, yap! Itu kuncinya. Jika kau pandai melakukannya tentu semua akan terasa nyaman. Bukankah begitu? Perjalanan hidup yang sebenarnya sebentarlagi baru akan aku jalani. Berkali-kali aku menghela napas. Sesekali menghirup udara disekitarku berharap bisa membuatku lebih nyaman. Ah, tapi sayang sepertinya itu belum berhasil.
Tentu sehari akan terasa begitu lama jika aku tidak menikmatinya. Nikmati saja. Jalani seperti air yang mengalir. Oh tidak, aku sampai lupa bukankah kemarin aku katakan bahwa hidup itu simple? Hidup itu simple.
Kadang jika rindu itu mulai meneror aku mulai berkhayal. Seandainya pintu kemana saja itu memang ada. Tentu aku akan bahagia sekali. Emh, 12:1! Dulu disaat aku sendiri aku bisa melakukan apa yang ku mau. Tapi sekarang tentu tidak bisa. Semua dipenuhi peraturan. Tentulah peraturan yang baik. Hingga aku belum bisa memimpin diriku seperti biasanya. Kebiasankupun harus diubah. Semua laguku tidak berlaku disini. Ah, aku yang biasa belajar dengan mendengarkan lagu tanpa headseetpun tidak bisa melakukannya lagi. Dan banyak hal lainnya yang bertolak belakang denganku. Tentu aku butuh adaptasi. Yeah! Adaptasi.
Hidup itu pilihan, Aku tau penyesalan memang akan selalu datang belakangan. Jika penyesalan datang diawal, tentu semua orang hanya akan dihadapi dengan satu pilihan saja. Bukankah penyesalan itu akan tiba diantara dua pilihan? "iya atau tidak".
Aku yang memilih dan inilah pilihanku. Lalu apa yang harus kulakukan? Tentulah menjalaninya itulah jawabnya.
Salam tulis,
Mu(t)heSai
Aku tahu yang kurasakan ini belum apa-apa dengan yang dirasakan oleh orang lain. Sepertinya aku harus memahami lebih dalam apa itu makna hidup. Akupun tahu yang kujalani saat nanti akan menjadi kenangan indah esok hari. Anggap saja ini dari sebagian dari latihan "mental". Sosialisasi, yap! Itu kuncinya. Jika kau pandai melakukannya tentu semua akan terasa nyaman. Bukankah begitu? Perjalanan hidup yang sebenarnya sebentarlagi baru akan aku jalani. Berkali-kali aku menghela napas. Sesekali menghirup udara disekitarku berharap bisa membuatku lebih nyaman. Ah, tapi sayang sepertinya itu belum berhasil.
Tentu sehari akan terasa begitu lama jika aku tidak menikmatinya. Nikmati saja. Jalani seperti air yang mengalir. Oh tidak, aku sampai lupa bukankah kemarin aku katakan bahwa hidup itu simple? Hidup itu simple.
Kadang jika rindu itu mulai meneror aku mulai berkhayal. Seandainya pintu kemana saja itu memang ada. Tentu aku akan bahagia sekali. Emh, 12:1! Dulu disaat aku sendiri aku bisa melakukan apa yang ku mau. Tapi sekarang tentu tidak bisa. Semua dipenuhi peraturan. Tentulah peraturan yang baik. Hingga aku belum bisa memimpin diriku seperti biasanya. Kebiasankupun harus diubah. Semua laguku tidak berlaku disini. Ah, aku yang biasa belajar dengan mendengarkan lagu tanpa headseetpun tidak bisa melakukannya lagi. Dan banyak hal lainnya yang bertolak belakang denganku. Tentu aku butuh adaptasi. Yeah! Adaptasi.
Hidup itu pilihan, Aku tau penyesalan memang akan selalu datang belakangan. Jika penyesalan datang diawal, tentu semua orang hanya akan dihadapi dengan satu pilihan saja. Bukankah penyesalan itu akan tiba diantara dua pilihan? "iya atau tidak".
Aku yang memilih dan inilah pilihanku. Lalu apa yang harus kulakukan? Tentulah menjalaninya itulah jawabnya.
Salam tulis,
Mu(t)heSai
Komentar
Posting Komentar