Mu(t)heNote: Untuk Nenek
oleh Mutiara Kurniati (Catatan)
pada 22 September 2012 pukul 15:00
Jika kau tanya kapan terakhir kali aku bertemu nenek.
Jawabannya hampir 4 bulan yang lalu. Waktu itu nenek pergi ke bengkulu. Lalu nenek
pulang ke rumah sehari setelah aku berangkat ke padang. 26 september kalak
tepat sebulan aku disini. Dan belum sekalipun aku pulang ke rumah. Rencananya
idul adha aku baru aku akan pulang. Benar, manusia hanya bisa berencana
Allahlah yang memutuskannya. Lihatlah sekarang aku tengah berada di atas bus.
Di atapi langit nan mendung. Semendung hatiku. Lihatlah kali ini aku akan pulang ke rumahku. Membantalkan targetku untuk pulang sebulan lagi. Bukan karena hal yang menggembirakan. Tapi karena nenekku telah pergi. Pergi selamanya. Artinya tak ada nenek di idul adha kali ini dan seterusnya.
Seminggu belakang ini aku sering bicara pada diri sendiri. Risau karena sudah berbulan-bulan tak bertemu nenek. Selasa kemarin terakhir aku bicara dengan nenek. Menanyakan kabar beliau. Ternyata hari itu adalah kesempatan terakhirku bicara dengan nenek.
Kata mama nenek di kubur sore ini. Artinya aku tak akan sempat lagi melihat beliau disaat terakhirnya. Artinya aku tak bisa mencium nenek untuk terakhir kalinya. Akupun juga tak bisa melihat proses pemakaman nenek menuju rumah abadinya. Karena tak mungkin aku bisa tiba dirumah sore ini.
Andaiku tahu kapan ajal itu kan tiba. Pasti aku akan pulang ke rumah dalam minggu kemarin untuk bersua denganmu nenek. Tapi sayang! Lagi-lagi itu mustahil.
Untukmu nenek. Semoga nenek tenang disana. Aku yakin surga Allah menanti nenek disana.
Sayangku selalu untukmu nenek . . .
Bus kota, 22 september 2012
Komentar
Posting Komentar