Mu(t)heNote: Cuplik-cuplik



oleh Mutiara Kurniati (Catatan) pada 22 Juli 2012 pukul 11:56
"Kenapa kamu tidak menangis?" tanyanya dengan nada tinggi padaku . Ku pandang teman-teman di sekelilingku. Benar, hanya beberapa orang saja yang mampu bertahan. Kuangkat kepalaku yang tadinya tertunduk. Kutatap matanya.

"Tak ada alasan untukku menagis. Karena apa yang kurasakan hari ini belum sebanding dengan nikmat -nikmat yang telah Allah berikan padaku. Jadi aku tak akan menangis!" jawabku mantap.

***

"Tidak ibu, bukan maksudku begitu. Hanya..." aku menggantungkan kalimatku.

"Hanya apa Nak? Meski ia adalah ayah tirimu. Tapi dia tetaplah ayahmu" kata ibu. Kulihat raut kecewa di wajahnya.

"Karena kurasa sejak ia pergi, uang hasil jualan gorengan itu tak habis begitu saja. Dan kuharap ibu tidak usah mencarinya" jawabku. Lalu akupun pergi meninggalkan ibu yang tengah menatapku. Raut kecewa itupun bertambah.

Apakah aku salah? Haruskah aku menyukai pria yang selalu menyusahkan keluarga kami? Khususnya ibuku.
***

Saya bingung. Ini apaan ya? Hihi. Yang jelas bukan cerpen. Haha
soalnya cuma ini yang terlintas di kepala saya. Sesuai judulnya. Ini cuma cuplik-cuplik imajinasi saya. Dari pada kebuang, mending diabadikan di note aja. Hehe


Salam tulis,


Mu(t)heSai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mu(t)heNote : Bangga itu

Ngekos bareng bang Apin ( Republik Idola seri 1)

Orang yang pertama