Cuplikan 3 Diary Kian

Awal dan akhir telah kutorehkan di lembar awal dan kedua. Kini kan ku sambung cuplikan-cuplikan itu dengan alur maju yang masih tersimpan di otakku,

awal dari semua...

Cuplikan 3

Hari itu hari senin, aku bersama ibuku telah berpakaian rapi karena hari itu ibu akan mendaftarkanku ke Sekolah Dasar. Aku dan ibupun berangkat bersama menuju calon sekolahku. Sekolah yang akan aku dan ibu tuju tidak jauh dari rumah. Sehingga kami hanya berjalan kaki ke sana. Di perjalanan ibu terus menggandeng tanganku menyusuri gang kompleks rumahku.

Setelah beberapa menit berjalan aku dan ibu telah berada di tepi jalan raya. Langkah ibu terhenti pada garis hitam-putih yang berada ditengah jalan,
"Kian, nanti kalau Kian sudah sekolah. Kalau mau nyebrang jalan Kian harus nyebrang di sini ya" kata ibu padaku.
"Kian harus lihat ke kiri, kekanan. Kalau mobil sama motornya udah sepi, baru Kian boleh nyebrang, Nah seperti ini" sambung ibu, dan menarik tanganku berjalan diatas garis hitam putih itu.
"Kian paham kata ibu?" tanya ibu lagi.
"Iya Bu, Kian kan pinter" jawabku.

Setelah menyebrang aku dan Ibu harus berjalan lagi kurang lebih 100m akar tiba di sekolah itu. Dari kejauhan kulihat sekolah itu, ia berwarna sepertiga dari dindingnya berwarna hijau dan dua per tiga lagi berwarna kuning gading. Tak terasa aku dan ibu telah memasuki gerbang sekolah itu. Kulihat sekolah itu ramai dengan orang-orang. Lebih tepatnya orang tua yang juga hendak mendaftarkan anaknya bersekolah sama halnya denganku.

Setelah lama menunggu, giliran aku dan ibupun tiba. Aku dan ibu memasuki sebuah ruangan dan ada beberapa orang guru disana. Kuperhatikan ibu memberikan sebuah map pada seorang guru yang berisi kertas-kertas. Entah kertas apa itu aku tak tau. Aku merasa bosan berada diruangan itu. Sudah beberapa kali ku tarik tangan ibu agar ia tau bahwa aku sudah tak betah berlama-lama disana.

Melihat percakapan ibu dengan guru itu telah berakhir aku merasa senang, itu berarti aku telah bisa keluar dari ruangan itu.

Keesokan harinya ibu membelikanku sebuah tas. Tas berwarna coklat dengan garis-garis berwarna kuning dengan gambar dua ekor tupai yang sedang memegang biji kenari. Di kiri kanan tas itu terdapat dua buah kantong berukuran kecil. Ibu juga membelikanku buku tulis lengkap dengan alat tulisnya.
Tak terhitung aku mengeluarkan tas itu dari dalam lemari. Kukeluarkan buku, pensil dan alat tulis lainnya dari dalam tas itu. Berberapa menit kemudian kumasukan lagi. Begitulah, entah sudah berapa kali kulakukan.

Hari itu tiba,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mu(t)heNote : Bangga itu

Ngekos bareng bang Apin ( Republik Idola seri 1)

Orang yang pertama