Tulisan 1

Mari pandang sekeliling. Zaman sekarang tak asing lagi bagi kita mempunyai handphone. Bahkan anak-anak Sekolah Dasar telah memiliki benda kecil nan canggih ini. Memiliki lebih dari satu handphone itu sudah sangat biasa.

Sekarang mari kita melihat kesisi lain. Orang tua, tak bermaksud menyalahkan orang tua. Tapi semua yang didapat anak tentulah pemberian dari orang tua karena rasa sayangnya.

Ada seorang ibu yang berkerja keras untuk membelikan anaknya sebuah motor padahal pekerjaan beliau hanyalah penjual gorengan. Mirisnya lagi motor itu hanyalah kebutuhan tersier bagi anak. Hanya sekedar untuk unjuk pamer belaka. Padahal kebutuhan primer masih menanti untuk dituntaskan. Apakah itu rasa sayang?

Ada seorang ayah. Beliau merupakan pimpinan sebuah perusahahan. Selalu berkeliling kota. Ramah, tidak sombong dan bersahabat dengan tetangga. Ia memiliki anak yang nantinya diharap bisa menjadi seperti dirinya. Semua kehendaknya diikuti. Disetiap kamar anaknya diisi dengan fasilitas lengkap. Mulai dari AC, TV dan PS. Anak perempuannya ia belikan berstel-stel baju saat pulang dari luar kota. Tapi sang ayah terlalu bersikap seperti seorang pemimpi di perusahaan pada anaknya. Hingga kurang komunikasi dengan anaknya. Semua fasilitas tersedia dirumahnya tapi, tak ada rak buku disana. Ironisnya jika kita kesana hanya ditemukan sebuah rak buku usang dan Al-Quran dengan kulit terlepas. Lalu apa itu rasa sayang pada anak dan sang pemberi nyawa ini?

Ada sebuah keluarga, keluarga kecil. Ibu yang mengerti anaknya. Selalu bercakap dengan anaknya. Hanya ada TV usang dirumahnya. Tak ada benda istimewa. Tapi rumah itu dipenuhi dengan ilmu. Buku-buku rapi tersusun rapi dan kitab Allah. Itu semua menjadi icon rumah. Mengantikan vas keramik mahal yang kerap dijadikan pajangnya. Suasana rumah yang akrab, membuat anak terbuka pada orang tua. Kini ia telah menggapai sukses. Berhasil membangakan ibunya di usia 11 tahun. Dan itulah rasa sayang sebenarnya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mu(t)heNote : Bangga itu

Ngekos bareng bang Apin ( Republik Idola seri 1)

Orang yang pertama