Mr. Penyair ( Republik Idola seri 2 )
*Tiga bulan kemudian di SMA Tunas Harapan*
Ada yang aneh dengan Keke dan Zahrah.*ya teman Shilla di SMA Tunas Harapan* Kedua gadis yang udah kayak saudara kembar itu akhir akhir ini sering termenung ,menghadap ke jendela dan mengarah ke lapangan, dengan ekspresi wajah yang sulit untuk di gambarkan. Mula mula tak ada yang memperhatikan. Tapi ketika hal itu berlangsung seminggu lebih, anak anak X-8 mulai curiga. Yah! X-8 kelasnya Shila* masih ingat dong di RI seri 1*. Apa keke dan Zahra lagi jatuh cinta sama jendela? Hihi.
Pukul 06.30 di sekolah.
Keke dan Zahra tampak mematung. Mata mereka lekat pada majalah dinding. Seperti tak puas puas menikmati sebuah tulisan di mading nyatalalah mereka sedang kesemsem sama bait demi bait puisi tanpa judul yang terpampang disana. Ify menarik tangan Shilla dan beberapa teman lainnya yang baru tiba. Mereka mulai merayapi bait demi bait puisi tanpa judul yang terpampang disana.
Dence me to your heart
Keep me safely in
Dance me to the fire
Flames burning
Music of disere
Dance me to the night
Star shining
Under the moon’s light
Dance me to the dawn
Morning bright
Hear the winds sing our song
Dabce to me sky
Soaring free
Give me wings to fly
Dance me to your heart
Keep me safely in
Dance with me in your heart
….
By. “D”
Aduh romantisnya!!!
Shilla dan teman temannya mesti mengakui, puisi yang tertera di mading itu memang indah. Menyentuh. Sebuah inisial tertera disana ‘D’
“ bagus” komentar Shilla tulus. Ify, Sivia, Acha dan Zeva ikut mengangguk-angguk. Sementara dua pasang mata Keke dan Zahra masih belum bergeser dari mading.
“ anak mana ya? lo kenal ngga Fy? ” pertanyaan Acha disambut gelengan kepala Ify. Padahal Ify memanang paling gaul diantara mereka yang masih senang ‘mencuci’ mencuci mata. Pokoknya paling banyak tahu makhluk makhluk cowok di sekolah terutama yang kece kece.hehe…
Tapi kalau Ify sampai nggak tahu. Itu baru kejutan. Siapa lagi dong yang tahu?* yang lagi baca tahu ngga?*
“Ke, lo tahu ngga?” Tanya Sivia. Setelah dua colekan kedua gadis modis itu menyahut.
“ he’he” jawab Keke dan Zahra serempak
“ lo kenal juga ya Zar ”
“ belum kenal sih! Cuma tahu ”
“ lo berdua pada jatuh cinta sama Mr.Penyair ini? ”
Keke dan Zahra yang mendapat tudingan tiba-tiba menjadi pias. Lalu dengan wajah merah jambu malu malu mereka mengakui.
“ kok tahu sih? ”
Sivia tersenyum puas berhasil mengkuak teka teki Keke dan Zahra yang bertingkah aneh belakagan ini. Jadi itu sebabnya.
“ eh…sudah jam berapa sekarang? ” suara Keke tiba tiba panik.
“ Aduh ke, sudah waktunya! Sebentar lagi dia lewat ” Zahra ikut ikutan gelisah.
“ Yaaa…jangan jangan udah lewat lagi”
Zahra buru buru menyambar tangan Keke.
“ kita jalan dulu ya! ”
“ kok buru buru sih?” Ify yang kali ini bertanya mewakili rasa penasaran rekan rekannya.
“ Pssttt… mau tahu aja! Ini jamnya si Mr.penyair lewat, awas kalau ikutan! ” suara Keke setengah mengancam.
“ ihh…takut kesaingin ni yee…” Shillan and friends Cuma terpukau memandangi punggung kedua gadis itu. dan berjalan menuju kelas.
“ Via, kok lo bisa tau sih? ”
“ Tahu dong! “
“ Tahu apaan sih? ” Ify menyelak
“ Tahu kalau Keke dan Zahra lagi suka sama pengarang puisi tadi? ”
“ Soalnya pandangan mereka kebait bait puisi tadi itu dengan penuh cinta ”
“ Penuh cinta? Terus! ”
“ ya sama kayak mereka mandangin daun jendela! ”
“ Tapi Via pengarang puisi itu orang bukan jendela ” celetuk Ify
“ Ya jelas orang dong! gue yakin pasti si Mr.Penyair itu nongkrong di lapangan atau main basket! ”
“ Oooo…!!! Jadi itu sebabnya jendela jadi tempat favorit si kembar belakangan ini? “
“ Pinter lo Via! ” Shilla menjawili pipi sahabatnya itu.
“ Wuizzz….” Sivia meniup poni andalannya sebagai ungkapan rasa bangga kepada dirinya.
***
Keesokan harinya di SMA Tunas Harapan
“ ini punya gue! ” teriak Zahra histeris dengan tangan berusaha mempertahankan selembar kertas yang mulai lecek.
“ enak aja! Orang dia ngasihnya ke gue kok! ” keke tak kalah sengit tangannya berusaha merebut kertas dari gengaman Zahra.
“ tapi jelas jelas dia nyebut nama gue, yee!! ” Zahra bersikeras
“ itu karena lo nggak mau ngelepasin tangannya ”
“ sirik!!! ”
“ nggak tahu malu ”
“ dasar genit ”
“ lo tuh yang centil !!! ”
“ bedak tebel ”
“ dari pada lo, bibir tebel, Yeee…’ jawab Zahra meledek.
Tapi yang jelas pertikaian si kembar yang selama ini rukun, tentram dan damai jelas mengejutkan anak-anak X-8, nggak ketinggalan. Shilla, Ify, Sivia, Acha, Zeva dan teman teman lainnya. Baru aja teka teki mereka yang kesemsem berat sama pak penyair terkuak. Sekarang malah berantem. Aneh kan?.
“ Apa sih yang di ributin? Ke…Zar… udah dong berantemnya!” Shilla gerah melihat keributan dua gadis itu.
“ sini kasih ke gue aja! ” tangan Ify sigap meraih kertas yang sudah berpindah ke tangan Zahra. Kedua gadis iyu kurang waspada.
Ify membuka kertas lecek di tangannya. Berdecek sendiri beberapa kali.Ckk..Ckk..Ckk! lalu kepalanya tampak bergoyang goyang kayak wayang golek. Via ikut mengintip. Berbarengan mereka pun mearik navas panjang. Teman teman sekelas jadi penasaran.
“ Via, Apaan sih? ” Tanya Acha
“ Baca dong…baca! ” Ozy (: yang dari tadi keliatan cuek, karena asyik ngelus ngelus jerawatnya, buka mulut juga.
Di bangku paling belakang Obit sang ketua kelas, meski diam keliatannya sama penasarannya. Karena permintaan penonton Ify dan Via mulai membacakan baris baris kertas secara bergantian.
If I could
Ify membacakan bagian judul kera-keras. Sementara Via kebagian menyebut nama pengarangnya.
“ Karya ‘D’ “
Suasana kian hening.
If I could
I would always tell the truth
I would always love you
From the heart
If I could
I would take you in my arms
Take you inside
Into my heart
Setelah dua bait dengan penuh perasaan.. Ify memberikan gilirannya pada Via. Yang juga membawakan dengan gaya penuh perasaan, dan logat kebarat baratan…
If I could
I would be the place you turn
When you’re feeling lonely
Or afraid
I would shine
Like a lantern in the dark
( pas bagian ini, Via tiba tiba menjelma mirip lentera beneran…hehe.)
Take you inside
Into my heart
When you feel as if
You don’t know who you are
I’ll remind you with my love
“Psstt…Via..giliran gue lagi ya” Ify mengambil alih lagi. Tangannya digerak gerakkan ke kanan dan ke kiri.
If I could
I would always keep you safe
Take you inside
Into my heart
When you feel as if
You simply can’t go on
I’ll remind you that you’re strong.
( Ify mengangkat kedua tangannya bak binaragawan…)
“ lanjut Via…!” gadis itu lalu mundur kebelakang. Via ambil ancang ancang. Bait terakhir itu dibakan dengan lebih penuh perasaan…
If I could
I would love you as you are
Take you inside
Into my heart
Into my arms
Into…mu life
Plok…plok…plok…
Percayalah, itu bukan suara Ify ataupun Via yang ditabokin orang banyak. Tapi suara tepuk tangan yang bergemuruh dari para penonton.
“ wah, bagus lo bacanya Fy! “ komentar Ozy
“ He’he top banget! Elo juga Via ” Obiet menambahkan.
“ Fy…Via.. balikin deh kertas itu sama Keke dan Zahra ” pinta Shilla
Lalu dengan lapang dada Ify dan Sivia mengiyakan permintaan Shilla.
“ tapi ”
“ tapi apa? ” suara Shilla heran
“ kalau mereka berantem lagi gimana? ”
Shilla mengalihkan pandangan ke Keke dan Zahra
“ gimana Ke…Zar?”
Keke dan Zahra saling berpandangan, lalu sama sama buang muka. Chuiih…
“ baikan ya? ” Shilla merah tangan Keke. Disamping gadis itu, Zeva bersikap serupa, meraih tangan Zahra. Mempertemukannya dengan jabatan erat.
“ kalau ini Cuma gara-gara puisi di Mr.Penyair itu, masa mau diributin terus ” Ify kini menimpali.
Semua memandangi Keke dan Zahra yang masih diam. Suara kelegaanpun akhirnya terdengar, ketika kedua tangan itu saling berjabat.
“ Asyikkk!”
“ Horeee”
Keke dan Zahra mulai tersenyum. Bisa jadi malu sendiri dengan kekonyolan mereka. Rebut hanya untuk selembar kertas. Tentang Mr.Penyair ini Shilla dan kawan kawan memang belum bisa berkomentar. Karena belum ahu yang mana orangnya. Begitupun Ify yang konon katanya masih dalam masa penyelidikan.
Siapa sih Mr.Penyairnya? tunggu ya kelanjutan kisahnya di seri selanjutnya buat yang udah baca…..Makasihhhhh sebanyak banyaknya……….. (:
Ada yang aneh dengan Keke dan Zahrah.*ya teman Shilla di SMA Tunas Harapan* Kedua gadis yang udah kayak saudara kembar itu akhir akhir ini sering termenung ,menghadap ke jendela dan mengarah ke lapangan, dengan ekspresi wajah yang sulit untuk di gambarkan. Mula mula tak ada yang memperhatikan. Tapi ketika hal itu berlangsung seminggu lebih, anak anak X-8 mulai curiga. Yah! X-8 kelasnya Shila* masih ingat dong di RI seri 1*. Apa keke dan Zahra lagi jatuh cinta sama jendela? Hihi.
Pukul 06.30 di sekolah.
Keke dan Zahra tampak mematung. Mata mereka lekat pada majalah dinding. Seperti tak puas puas menikmati sebuah tulisan di mading nyatalalah mereka sedang kesemsem sama bait demi bait puisi tanpa judul yang terpampang disana. Ify menarik tangan Shilla dan beberapa teman lainnya yang baru tiba. Mereka mulai merayapi bait demi bait puisi tanpa judul yang terpampang disana.
Dence me to your heart
Keep me safely in
Dance me to the fire
Flames burning
Music of disere
Dance me to the night
Star shining
Under the moon’s light
Dance me to the dawn
Morning bright
Hear the winds sing our song
Dabce to me sky
Soaring free
Give me wings to fly
Dance me to your heart
Keep me safely in
Dance with me in your heart
….
By. “D”
Aduh romantisnya!!!
Shilla dan teman temannya mesti mengakui, puisi yang tertera di mading itu memang indah. Menyentuh. Sebuah inisial tertera disana ‘D’
“ bagus” komentar Shilla tulus. Ify, Sivia, Acha dan Zeva ikut mengangguk-angguk. Sementara dua pasang mata Keke dan Zahra masih belum bergeser dari mading.
“ anak mana ya? lo kenal ngga Fy? ” pertanyaan Acha disambut gelengan kepala Ify. Padahal Ify memanang paling gaul diantara mereka yang masih senang ‘mencuci’ mencuci mata. Pokoknya paling banyak tahu makhluk makhluk cowok di sekolah terutama yang kece kece.hehe…
Tapi kalau Ify sampai nggak tahu. Itu baru kejutan. Siapa lagi dong yang tahu?* yang lagi baca tahu ngga?*
“Ke, lo tahu ngga?” Tanya Sivia. Setelah dua colekan kedua gadis modis itu menyahut.
“ he’he” jawab Keke dan Zahra serempak
“ lo kenal juga ya Zar ”
“ belum kenal sih! Cuma tahu ”
“ lo berdua pada jatuh cinta sama Mr.Penyair ini? ”
Keke dan Zahra yang mendapat tudingan tiba-tiba menjadi pias. Lalu dengan wajah merah jambu malu malu mereka mengakui.
“ kok tahu sih? ”
Sivia tersenyum puas berhasil mengkuak teka teki Keke dan Zahra yang bertingkah aneh belakagan ini. Jadi itu sebabnya.
“ eh…sudah jam berapa sekarang? ” suara Keke tiba tiba panik.
“ Aduh ke, sudah waktunya! Sebentar lagi dia lewat ” Zahra ikut ikutan gelisah.
“ Yaaa…jangan jangan udah lewat lagi”
Zahra buru buru menyambar tangan Keke.
“ kita jalan dulu ya! ”
“ kok buru buru sih?” Ify yang kali ini bertanya mewakili rasa penasaran rekan rekannya.
“ Pssttt… mau tahu aja! Ini jamnya si Mr.penyair lewat, awas kalau ikutan! ” suara Keke setengah mengancam.
“ ihh…takut kesaingin ni yee…” Shillan and friends Cuma terpukau memandangi punggung kedua gadis itu. dan berjalan menuju kelas.
“ Via, kok lo bisa tau sih? ”
“ Tahu dong! “
“ Tahu apaan sih? ” Ify menyelak
“ Tahu kalau Keke dan Zahra lagi suka sama pengarang puisi tadi? ”
“ Soalnya pandangan mereka kebait bait puisi tadi itu dengan penuh cinta ”
“ Penuh cinta? Terus! ”
“ ya sama kayak mereka mandangin daun jendela! ”
“ Tapi Via pengarang puisi itu orang bukan jendela ” celetuk Ify
“ Ya jelas orang dong! gue yakin pasti si Mr.Penyair itu nongkrong di lapangan atau main basket! ”
“ Oooo…!!! Jadi itu sebabnya jendela jadi tempat favorit si kembar belakangan ini? “
“ Pinter lo Via! ” Shilla menjawili pipi sahabatnya itu.
“ Wuizzz….” Sivia meniup poni andalannya sebagai ungkapan rasa bangga kepada dirinya.
***
Keesokan harinya di SMA Tunas Harapan
“ ini punya gue! ” teriak Zahra histeris dengan tangan berusaha mempertahankan selembar kertas yang mulai lecek.
“ enak aja! Orang dia ngasihnya ke gue kok! ” keke tak kalah sengit tangannya berusaha merebut kertas dari gengaman Zahra.
“ tapi jelas jelas dia nyebut nama gue, yee!! ” Zahra bersikeras
“ itu karena lo nggak mau ngelepasin tangannya ”
“ sirik!!! ”
“ nggak tahu malu ”
“ dasar genit ”
“ lo tuh yang centil !!! ”
“ bedak tebel ”
“ dari pada lo, bibir tebel, Yeee…’ jawab Zahra meledek.
Tapi yang jelas pertikaian si kembar yang selama ini rukun, tentram dan damai jelas mengejutkan anak-anak X-8, nggak ketinggalan. Shilla, Ify, Sivia, Acha, Zeva dan teman teman lainnya. Baru aja teka teki mereka yang kesemsem berat sama pak penyair terkuak. Sekarang malah berantem. Aneh kan?.
“ Apa sih yang di ributin? Ke…Zar… udah dong berantemnya!” Shilla gerah melihat keributan dua gadis itu.
“ sini kasih ke gue aja! ” tangan Ify sigap meraih kertas yang sudah berpindah ke tangan Zahra. Kedua gadis iyu kurang waspada.
Ify membuka kertas lecek di tangannya. Berdecek sendiri beberapa kali.Ckk..Ckk..Ckk! lalu kepalanya tampak bergoyang goyang kayak wayang golek. Via ikut mengintip. Berbarengan mereka pun mearik navas panjang. Teman teman sekelas jadi penasaran.
“ Via, Apaan sih? ” Tanya Acha
“ Baca dong…baca! ” Ozy (: yang dari tadi keliatan cuek, karena asyik ngelus ngelus jerawatnya, buka mulut juga.
Di bangku paling belakang Obit sang ketua kelas, meski diam keliatannya sama penasarannya. Karena permintaan penonton Ify dan Via mulai membacakan baris baris kertas secara bergantian.
If I could
Ify membacakan bagian judul kera-keras. Sementara Via kebagian menyebut nama pengarangnya.
“ Karya ‘D’ “
Suasana kian hening.
If I could
I would always tell the truth
I would always love you
From the heart
If I could
I would take you in my arms
Take you inside
Into my heart
Setelah dua bait dengan penuh perasaan.. Ify memberikan gilirannya pada Via. Yang juga membawakan dengan gaya penuh perasaan, dan logat kebarat baratan…
If I could
I would be the place you turn
When you’re feeling lonely
Or afraid
I would shine
Like a lantern in the dark
( pas bagian ini, Via tiba tiba menjelma mirip lentera beneran…hehe.)
Take you inside
Into my heart
When you feel as if
You don’t know who you are
I’ll remind you with my love
“Psstt…Via..giliran gue lagi ya” Ify mengambil alih lagi. Tangannya digerak gerakkan ke kanan dan ke kiri.
If I could
I would always keep you safe
Take you inside
Into my heart
When you feel as if
You simply can’t go on
I’ll remind you that you’re strong.
( Ify mengangkat kedua tangannya bak binaragawan…)
“ lanjut Via…!” gadis itu lalu mundur kebelakang. Via ambil ancang ancang. Bait terakhir itu dibakan dengan lebih penuh perasaan…
If I could
I would love you as you are
Take you inside
Into my heart
Into my arms
Into…mu life
Plok…plok…plok…
Percayalah, itu bukan suara Ify ataupun Via yang ditabokin orang banyak. Tapi suara tepuk tangan yang bergemuruh dari para penonton.
“ wah, bagus lo bacanya Fy! “ komentar Ozy
“ He’he top banget! Elo juga Via ” Obiet menambahkan.
“ Fy…Via.. balikin deh kertas itu sama Keke dan Zahra ” pinta Shilla
Lalu dengan lapang dada Ify dan Sivia mengiyakan permintaan Shilla.
“ tapi ”
“ tapi apa? ” suara Shilla heran
“ kalau mereka berantem lagi gimana? ”
Shilla mengalihkan pandangan ke Keke dan Zahra
“ gimana Ke…Zar?”
Keke dan Zahra saling berpandangan, lalu sama sama buang muka. Chuiih…
“ baikan ya? ” Shilla merah tangan Keke. Disamping gadis itu, Zeva bersikap serupa, meraih tangan Zahra. Mempertemukannya dengan jabatan erat.
“ kalau ini Cuma gara-gara puisi di Mr.Penyair itu, masa mau diributin terus ” Ify kini menimpali.
Semua memandangi Keke dan Zahra yang masih diam. Suara kelegaanpun akhirnya terdengar, ketika kedua tangan itu saling berjabat.
“ Asyikkk!”
“ Horeee”
Keke dan Zahra mulai tersenyum. Bisa jadi malu sendiri dengan kekonyolan mereka. Rebut hanya untuk selembar kertas. Tentang Mr.Penyair ini Shilla dan kawan kawan memang belum bisa berkomentar. Karena belum ahu yang mana orangnya. Begitupun Ify yang konon katanya masih dalam masa penyelidikan.
Siapa sih Mr.Penyairnya? tunggu ya kelanjutan kisahnya di seri selanjutnya buat yang udah baca…..Makasihhhhh sebanyak banyaknya……….. (:
Komentar
Posting Komentar