Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016
Gambar
Karena tak ada alasan terbaikku selain dirimu. Karena hanya kau lah alasan ku untuk bisa menggapai suatu harapan yang bernama impian. karena kaulah ibuku...
Gambar
Setidaknya dulu aku pernah bermimpi tuk menjadi seorang yang pandai menulis dan merangkai kata.

Sebab Ku Cinta

Gambar
Sebabku Cinta PadaMu Sebab ku cinta kau maka aku akan begini. Sebab ku tahu cintamu padaku lebih besar. Cintamu padaku telah kau torehkan dari berabad-abad yang lalu. Aku mencintaimu. Semoga rasa cinta ini bisa mengubah diri ini yang masih banyak salah untuk terus berubah. Sebab aku cinta dan aku mencintaimu. Mencintamu duhai kekasih Allah.

Mu(t)heNote: SKRIPSIKU

Catatan Skripsi 1 .... salah satu tulisan di laptop yang ditulis semeseter yang lalu. mari kita posting disini :D Kini aku mulai berjuang tetang sesuatu yang belum pernah aku perjuangkan sebelumnya. Kini aku telah duapuluh satu sebentar lagi akan menjadi duapuluh dua. Layaknya saat aku masih di bangku Sekolah dasar dulu. Saat aku duduk di kelas 1 maka saat akan naik ke kelas 2 aku merasa cemas. Takut. Karena pasti pelajarannya akan lebih susah tidak hanya sekedar belajar menulis alfabet saja. Yah hanya menulis huruf A saja dalam satu halaman kertas, lalu beranjak ke huruf berikutnya. Pastinya tak sesederhana menulis angka satu sampai sepuluh dalam kertas kotak-kotak. Yah kelas dua pasti akan lebih sulit. Terlebih lagi saat bagi rapor ada anak kelas dua yang mengatakan padaku “Tiara kelas dua itu susah”. Tahun berlalu ternyata aku telah berhasil duduk di kelas enam. Melewati semua perkataan susah, sulit,atau menyeramkan lainnya seperti “Tiara wali kelas kelas 5 itu menyeramk...

Sayangnya itu Dahulu

Kembali membaca tulisanmu membuatku kembali kemasa lalu tentang kata demi kata yang kita ukir kala itu. Kali ini aku kembali mengingatnya bahwa dulu kita mempunyai hobi yang sama tentang arti sebuah kata yang kita tulis. Kini, entah kenapa rasanya jari ini tak seperti dulu. Jari ini tak selincah dulu lagi. Dulu pun kau pernah berkata padaku, kamu aku bisa menyelesaikan sebuah kisah dengan cepat. Tapi sayangnya itu dulu. Kini akulah pengagummu, yang membaca ulang apa yang pernah kau tulis. Dan aku pun mulai takjub dengan kalimat-kalimat yang kau tulis. Tulisanmu kini kian matang sematang usiamu yang telah melampaui duapuluhan. Entah kenapa pula hati ini sedekit berat rasanya untuk mengakui keberadaan sang usia yang tentunya bukan seorang remaja lagi. Banyak yang ingin ku inginkan, banyak pula yang ingin tuk dicoba. Semua itu tetap tertanam rapi dihati. Tentang apa-apa yang pernah kita perbincangkan. Tapi kini kau dan aku bukanlah lagi pelakon yang sama dalam dunia nyata. Urusanmu ...